Selamat datang di waktu Indonesia bagian lagi ramai-ramainya ngomongin soal Pilkada.
Betul, Pilkada.
…atau Pemilihan Kepala Daerah, yang dilangsungkan oleh penduduk
daerah administratif setempat yang memenuhi syarat. Dari tingkat Gubernur dan
wakilnya, Bupati dan wakilnya, maupun Wali
Kota dan wakilnya.
Ketika Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah menetapkan hari dilaksanakananya
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), setiap provinsi, kabupaten, ataupun kota
seakan ingin punya andil dalam euforia menyambut
Pilkada serentak gelombang kedua pada Februari 2017 nanti.
Salah satunya dengan, kampanye.
Sekarang, kampanye lewat jejaring sosial acap kali dianggap
lebih efisien dibandingkan dengan kampanye dari pintu ke pintu atau door to
door.
Capek. Ribet. Menguras tenaga.
Contohnya mendatangi rumah-rumah warga, atau mengadakan
pertemuan dengan para pendukung demi menjalin silaturahmi.
Ya, blusukan juga masuk ke dalam salah satu cara berkampanye
door to door. Seperti yang sering dilakukan oleh Presiden kita saat ini,
hehehehe.
Memang, kurang lengkap rasanya jika di zaman yang serba
canggih ini tidak memanfaatkan jejaring sosial seperti Twitter, Facebook,
Instagram, ataupun Youtube sebagai sarana berkampanye.
“Kok gak kekinian banget sih kampanye gak sewa buzzer
selebtweet?”
…ya kira-kira begitu, lah.
Tapi, kampanye door to door dirasa tetap punya segmen tersendiri.
Maka dari itu, memanfaatkan kampanye door to door dengan
cara membagikan souvenir akan terasa lebih hangat, kenapa?
Karena…
1.
Menguatkan Personal Branding
Tidak bisa dipungkiri, personal branding merupakan kunci
kuat untuk mempromosikan diri ketika berkampanye.
Ketika terjun langsung memberikan souvenir. Kesan niat dan memperhatikan
hal-hal kecil akan langsung melekat pada
diri kita.
Tentu, karakter akan langsung terbentuk.
Seperti sebuah merek yang menempel pada diri kita, kemanapun
kita melangkah, kita dikenal dengan merek diri tersebut.
2 . Terasa
Lebih Intim
Bukan, bukan yang itu.
Maksudnya, ketika merasa diperhatikan, tentu hubungan akan
terasa lebih hangat. Lebih intim.
Merasa diperhatikan di sini bisa diartikan sebagai pengganti
kata Terima Kasih karena sudah rela meluangkan waktu dan pilihan kepada si yang
berkampanye tersebut.
Ketika lebih intim, tentu akan membangun hubungan yang
harmonis antara si kandidat dengan para pendukungnya.
3. Meminimalisir
Penyakit Visual
Pernah kesal ketika melihat tiang listrik, tembok-tembok
jalanan, ataupun ruang publik kosong penuh dengan kertas-kertas temple berisi
kampanye?
Atau baliho maupun spanduk berukuran raksasa menghiasi sudut-sudut
jalan memamerkan si kandidat?
Pernah kesal? Pasti.
Karena, memang ganggu kesehatan visual.
Maka, pengadaan souvenir tentu akan sangat berguna untuk mengurangi
penyakit-penyakit visual tersebut.
Kalau memakai souvenir, kan keren.
Elegan, gitu.
4. Tahan
Lama
Bagus itu relatif. Tetapi, memilih souvenir yang bisa
dimanfaatkan dalam jangka lama adalah sebuah keputusan yang bijak.
Salah satunya, Mug.
Selain bisa dimanfaatkan untuk kegiatan sehari-hari, Mug
sangat bisa dimanfaatkan sebagai media promosi. Media berkampanye.
Lebih tepatnya, souvenir untuk kampanye.
Cukup aplikasikan desain pada Mug, seketika Mug akan
bertransformasi menjadi souvenir yang sangat tepat untuk media promosi saat berkampanye.
Jadi, pengadaan souvenir, khususnya Mug merupakan pilihan
yang sangat tepat. Memanfaatkan Mug sebagai media promosi saat berkampanye bisa
menjadi salah satu pembuka jalan untuk menguatkan personal branding.
Jadi…
…keputusan yang bijak untuk sesuatu yang bijak mudah-mudahan
menghasilkan sesuatu yang amat bijak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar